TASIK – Perkembangan pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya sejak tiga hari terakhir, melonjak. Rabu (15/4) Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 mencatat 17 orang, Kamis (16/4) jadi 21 orang dan Jumat (17/04) naik lagi jadi 25 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat mengatakan kenaikan ditaksir akan melonjak kembali.
Sebab, pihaknya mengestimasi puncak Covid-19 di Kota Resik akan terjadi sepekan sebelum hari raya Idul Fitri. “Ini yang harus kita sadari, sebelum puncak saja sudah seperti ini. Kemampuan Kota Tasikmalaya ada batasnya. Tolong patuhi anjuran pemerintah bersama memutus rantai covid,” ujarnya saat menghadiri konferensi pers di Rumah Sakit Jasa Kartini. Menurutnya, apabila masyarakat tetap tidak mengindahkan anjuran pemerintah berkaitan menghindari kerumunan dan keluar dengan memakai masker, akan lebih lama lagi menghadapi Pandemi ini. “Ketika kenyataannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di kota besar ternyata masyarakat tetap saja berkerumun. Apalagi menghadapi ramadan nanti akan seperti apa,” keluhnya. “Kami akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas melakukan langkah supaya kerumunan-kerumunan warga bisa ditangani. Supaya tidak terdistorsi dengan masalah lain, masyarakat diharapkan atas kesadaran sendiri dan pahami kondisi ini,” sambungnya mengungkapkan. Kota Resik sendiri, kata Uus, masih belum mengarah untuk melakukan PSBB. Sebab, ada beberapa prasyarat yang diatur pusat ketika daerah hendak memberlakukan PSBB salah satunya harus pasien transmisi lokal. “Semoga kota kita tak sampai ke arah sana. Meski punya potensi untuk transmisi lokal, tetapi sampai sekarang semoga tidak terjadi,” ucap Uus. Namun, kata dia, bukan berarti Gugus Tugas tidak pernah membahas kaitan rencana PSBB. Pihaknya tetap menjadikan kasus demi kasus perkembangan dan kondisi di masyarakat sebagai bahan kajian. “Tetap jadi kajian kami, apa perlu ajukan untuk ke langkah lebih jauh lagi (PSBB). Tapi seandainya masyarakat dengan kesadaran sendiri jalankan anjuran pemerintah makin cepat kita keluar dari pandemi,” harap dia. Pada kesempatan yang sama, dr H Dendi Djuanda Sp PD salah seorang dokter yang menangani pasien positif, menyebut negara yang sudah sukses menekan kematian dapat dijadikan salah satu pedoman. Seperti Singapura yang nyaris nol persen kematian dalam menanggulangi Covid-19. “Alhamdulillah di Kota Tasikmalaya ini sudah dua pasien sembuh,” syukurnya. Menurutnya, Covid-19 yang bisa menyebar melalui droplet, apabila tertiup angin radiusnya bisa lebih dari 1,5 meter. Kemudian menempel pada permukaan. “Maka anjuran pemerintah sudah betul harus dilaksanakan,” kata dia. Rumus eksponensial dari penyebaran Covid-19, kata dia, satu orang saja dapat menulari 32 orang di sekitarnya apabila yang bersangkutan dibiarkan. Maka, berapa pasien positif yang ada harus dilacak kasusnya, orang terdekat yang kontak erat.
“Apabila sudah jatuh stadium berat, seperti Menhub Budi Karya, akan susah ditangani di Kota Tasik. Karena keterbatasan fasilitas kesehatan dan obat-obatan. Jadi mengikuti protokol kesehatan itu sangat tepat (mencegah Covid-19),” harap Dendi. Ia menambahkan tingginya angka orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Tasikmalaya menjadi parameter, bahwa pelacakan yang dilakukan Gugus Tugas serius dan bagus. “Mungkin daerah lain pelacakan tak semasif Kota Tasikmalaya. Itu berartu baik melacaknya jadi mendeteksi dini,” ucapnya. (firgiawan)
Sumber: https://www.radartasikmalaya.com/jumlah-pasien-positif-corona-di-kota-tasik-melonjak-puncaknya-diprediksi-sebelum-lebaran/